Koalisi Ojol Nasional (KON) baru-baru ini mengadukan program GrabBike Hemat (atau Akses Hemat) kepada Badan Aspirasi Masyarakat DPR RI (BAM DPR RI). Mereka menilai program ini merugikan para pengemudi ojek online (ojol) karena menambah potongan pendapatan mereka.
Salah satu pengemudi ojol, Aceng, mengungkapkan kesulitannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat program ini. Ia menjelaskan bahwa mendapatkan orderan saja sudah sulit, dan program Akses Hemat justru semakin memperberat bebannya dengan potongan tambahan. Ia merasa terjebak karena jika tidak mendaftar, orderan akan berkurang drastis.
Aceng menjelaskan bahwa selain potongan dari aplikasi, ada lagi potongan biaya pendaftaran program Akses Hemat. Ia merasa dirugikan dua kali lipat, baik dengan potongan persentase dari aplikasi maupun biaya pendaftaran program tersebut. Kondisi ini membuat banyak pengemudi merasa frustasi.
Dampak Program Akses Hemat terhadap Pengemudi Ojol
Program Akses Hemat GrabBike menimbulkan protes dan aksi unjuk rasa di beberapa kantor perwakilan Grab di berbagai daerah. Beberapa komunitas ojol seperti Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) dan Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) turut serta dalam aksi tersebut.
Joel Sapripto, perwakilan Dewan Presidium Pusat KON, menjelaskan kebijakan baru pasca Lebaran yang memberlakukan potongan tambahan bagi pengemudi yang hanya mendapatkan 1-2 orderan. Potongan tersebut mencapai hingga Rp 20.000, di luar potongan standar 20 persen yang sudah ada sebelumnya. Hal inilah yang memicu kemarahan dan aksi demonstrasi para pengemudi ojol.
Insiden penggerudukan kantor Grab di Cirebon menjadi salah satu contoh nyata dampak dari kebijakan ini. Aksi tersebut menunjukkan tingkat keputusasaan para pengemudi ojol yang merasa terbebani oleh kebijakan yang mereka anggap merugikan.
Tuntutan dan Harapan Pengemudi Ojol
Para pengemudi ojol menuntut agar program Akses Hemat dihapuskan. Mereka menginginkan sistem yang lebih adil dan transparan, tanpa adanya potongan tambahan yang memberatkan. Mereka hanya berharap bisa mendapatkan penghasilan yang layak untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka dan keluarga.
Anggota BAM DPR RI, Slamet Ariyadi, menanggapi keluhan tersebut dengan mendorong adanya regulasi yang komprehensif untuk melindungi kesejahteraan pengemudi ojol. Ia menekankan pentingnya mencegah praktik-praktik yang merugikan pengemudi, seperti program Akses Hemat yang dianggap menjebak.
Slamet Ariyadi juga berharap agar regulasi tersebut dapat membantu meningkatkan tarif ojol agar sesuai dengan harapan para pengemudi. Hal ini penting untuk memastikan kesejahteraan dan keberlanjutan profesi pengemudi ojol.
Perlu Kajian Mendalam Terhadap Regulasi Aplikasi Ojol
Kasus ini menyoroti perlunya kajian yang lebih mendalam terhadap regulasi aplikasi ojol. Regulasi yang ada saat ini perlu diperbarui untuk melindungi hak dan kesejahteraan pengemudi. Sistem yang transparan dan adil harus diterapkan untuk mencegah eksploitasi.
Selain itu, diperlukan pengawasan yang ketat terhadap aplikasi ojol untuk memastikan mereka mematuhi aturan yang berlaku. Pemerintah juga perlu memfasilitasi dialog antara pengemudi ojol dan pihak aplikasi untuk mencari solusi yang saling menguntungkan. Tujuannya agar aplikasi ojol dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merugikan pengemudi.
Ke depannya, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, aplikasi ojol, dan para pengemudi untuk menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan berkelanjutan. Hal ini sangat penting agar profesi pengemudi ojol dapat tetap memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara.