Radang Tenggorokan saat Hamil: Penyebab dan Solusi Aman dari PAFI

oleh

Radang tenggorokan, atau faringitis, merupakan kondisi umum yang dapat dialami oleh siapa saja, termasuk ibu hamil. Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit, gatal, dan iritasi pada tenggorokan, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan berdampak pada kesehatan ibu dan janin.

Prevalensi radang tenggorokan di Indonesia cukup tinggi, dan ibu hamil memiliki kerentanan yang lebih besar karena perubahan fisiologis selama kehamilan. Sistem imun yang sedikit menurun secara alami untuk mencegah penolakan janin membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memahami penyebab dan cara penanganannya.

Penyebab Radang Tenggorokan pada Ibu Hamil

Berbagai faktor dapat menyebabkan radang tenggorokan pada ibu hamil. Berikut beberapa penyebab utama yang perlu diperhatikan:

Infeksi Virus

Infeksi virus merupakan penyebab paling umum. Virus seperti rhinovirus, adenovirus, dan virus Epstein-Barr dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada tenggorokan. Gejala yang muncul bisa berupa sakit tenggorokan, batuk, pilek, dan demam.

Infeksi Bakteri

Streptococcus pyogenes (Grup A Streptococcus) adalah bakteri yang paling sering menyebabkan radang tenggorokan bakteri. Infeksi ini dapat lebih serius dan berpotensi menyebabkan komplikasi seperti demam rematik. Bakteri lain, meskipun jarang, juga dapat menjadi penyebab.

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Naiknya asam lambung ke kerongkongan (refluks asam) dapat mengiritasi tenggorokan dan menyebabkan radang. Peningkatan hormon progesteron selama kehamilan merelaksasi otot-otot di sekitar lambung, mempermudah terjadinya refluks.

Perubahan Hormon dan Sistem Imun

Peningkatan hormon progesteron dan estrogen selama kehamilan dapat menyebabkan relaksasi otot saluran pencernaan, termasuk tenggorokan, membuatnya lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi. Penurunan sistem imun alami juga meningkatkan risiko infeksi.

Faktor Lingkungan dan Iritasi

Paparan terhadap polusi udara, asap rokok, debu, alergen, dan udara kering dapat mengiritasi tenggorokan dan memicu peradangan. Menghindari paparan terhadap iritan-iritan ini sangat penting.

Dehidrasi

Kurang minum air dapat membuat lendir di tenggorokan menjadi lebih kental dan meningkatkan risiko infeksi. Ibu hamil dianjurkan untuk tetap terhidrasi dengan baik.

Pengobatan Radang Tenggorokan pada Ibu Hamil

Pengobatan radang tenggorokan pada ibu hamil harus dilakukan dengan hati-hati dan selalu berkonsultasi dengan dokter atau apoteker. Penting untuk memastikan keamanan obat terhadap janin.

Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin direkomendasikan meliputi:

  • Antibiotik (jika disebabkan oleh infeksi bakteri): Amoxicillin dan penicillin termasuk antibiotik kategori B menurut FDA, yang berarti aman digunakan selama kehamilan, tetapi hanya dengan resep dokter.
  • Paracetamol: Obat penurun demam dan pereda nyeri yang aman digunakan selama kehamilan untuk meredakan gejala seperti demam dan sakit tenggorokan.
  • Obat kumur (antiseptik): Degirol dan Strepsils, mengandung antiseptik yang membantu membunuh bakteri dan meredakan nyeri lokal, namun penggunaannya harus sesuai petunjuk dan sebaiknya dikonsultasikan dengan apoteker.
  • Selain pengobatan medis, beberapa cara alami juga dapat membantu meredakan gejala radang tenggorokan:

  • Minum banyak air putih untuk tetap terhidrasi.
  • Berkumur dengan air garam hangat untuk mengurangi peradangan.
  • Minum teh hangat dengan madu dan lemon untuk menenangkan tenggorokan.
  • Istirahat yang cukup untuk membantu tubuh melawan infeksi.
  • Penting untuk diingat bahwa informasi ini hanya untuk tujuan edukasi dan bukan pengganti saran medis profesional. Ibu hamil yang mengalami radang tenggorokan harus selalu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.