Pelindo Lancarkan Tanjung Priok: Strategi Jitu Atasi Kemacetan Mematikan

oleh

Kemacetan parah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran dan kerugian ekonomi yang signifikan. PT Pelindo, pengelola pelabuhan, telah melakukan investigasi internal dan menemukan akar permasalahan utamanya.

Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, menyatakan bahwa Terminal NPCT1 menjadi biang keladi kemacetan. Terminal ini melayani volume pelanggan yang jauh melebihi kapasitas operasional idealnya. Hal ini menyebabkan penumpukan kendaraan yang luar biasa dan mengganggu kelancaran arus barang.

Penyebab Kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok

Investigasi internal Pelindo menyimpulkan bahwa kemacetan diakibatkan oleh kesalahan perencanaan operasional NPCT1. Ketidakcermatan dalam mengantisipasi lonjakan aktivitas menjadi faktor utama. Kejadian ini tidak terkait dengan pembatasan angkutan Lebaran Idul Fitri.

Tiga kapal yang bersandar secara bersamaan di NPCT1 memperparah situasi. Tingkat kepadatan lapangan (Yard Occupancy Ratio/YOR) melebihi ambang batas normal. Alat bongkar muat pun kewalahan melayani penerimaan dan pengantaran peti kemas.

Situasi ini berdampak signifikan pada efisiensi operasional dan menyebabkan kerugian ekonomi bagi berbagai pihak, termasuk para pelaku usaha yang barangnya terhambat di pelabuhan.

Faktor-faktor yang memperparah kemacetan:

  • Kapasitas Terminal NPCT1 yang tidak memadai.
  • Ketiga kapal yang bersandar secara bersamaan di NPCT1.
  • Tingkat kepadatan lapangan (YOR) yang melebihi kapasitas normal.
  • Alat bongkar muat yang tidak mampu menangani volume peti kemas.
  • Berbeda dengan NPCT1, terminal peti kemas internasional lainnya seperti JICT, KOJA, MAL, dan Terminal 3, tidak mengalami masalah serupa. Ini menunjukkan bahwa permasalahan terkonsentrasi pada pengelolaan NPCT1.

    Langkah-langkah Penanganan Kemacetan

    Untuk mengatasi kemacetan, Pelindo berkolaborasi dengan otoritas terkait. Kapal yang akan bongkar muat dipindahkan ke terminal lain guna mengurangi kepadatan di NPCT1. Pengawasan terhadap keluar masuk barang juga diperketat.

    Kemacetan berhasil dikendalikan pada Jumat malam (18/4) dan kembali normal sepenuhnya pada Sabtu dini hari (19/4). Pelindo menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

    Solusi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

    Solusi jangka pendek meliputi pemindahan sebagian kapal ke terminal lain dan pengurangan jumlah kapal yang dilayani NPCT1. Penerapan TBS (sistem yang belum dijelaskan lebih detail dalam sumber aslinya) dan dual move operation untuk angkutan pelabuhan juga dipertimbangkan untuk mengurangi trafik truk.

    Dual move operation dinilai lebih efisien karena truk membawa peti kemas saat datang dan meninggalkan terminal. Konsep ini juga berpotensi mengurangi biaya operasional karena penghematan bahan bakar.

    Untuk solusi jangka panjang, Pelindo membangun New Priok Eastern Access (NPEA). Jalan baru ini akan menghubungkan New Priok Terminal langsung ke jalan tol pelabuhan. NPEA diharapkan dapat meningkatkan efisiensi lalu lintas barang menuju dan dari kawasan industri seperti Cikarang dan Cibitung.

    Pembangunan infrastruktur, peningkatan teknologi, dan evaluasi manajemen operasional yang lebih ketat, merupakan kunci untuk mencegah terulangnya kemacetan serupa di masa mendatang. Kolaborasi yang lebih erat antara Pelindo, pemerintah, dan para pemangku kepentingan lainnya juga sangat krusial.

    Kejadian ini menyoroti pentingnya perencanaan yang matang dan kapasitas operasional yang memadai dalam pengelolaan pelabuhan. Pelabuhan Tanjung Priok sebagai salah satu pelabuhan utama Indonesia harus mampu menjamin kelancaran arus barang dan menghindari kerugian ekonomi yang lebih besar.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    No More Posts Available.

    No more pages to load.