Kabar duka menyelimuti dunia olahraga, khususnya pecinta sepak bola. AS, harian olahraga terkemuka Spanyol, menyebut Paus Fransiskus sebagai “El Papa del Futbol” atau “Pausnya Sepak Bola”. Gelar ini sangat tepat mengingat kecintaan beliau pada olahraga tersebut.
Lahir sebagai Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936, kecintaan Paus Fransiskus pada sepak bola terasa wajar mengingat latar belakangnya. Argentina adalah negara yang sangat menggemari sepak bola, dan kegemaran ini telah tertanam sejak masa kecilnya.
Namun, berbeda dari kebanyakan penggemar sepak bola Argentina yang fanatik terhadap klub besar seperti Boca Juniors atau River Plate, Paus Fransiskus memiliki klub kesayangan yang lebih “minoritas”. Sejak kecil, beliau setia mendukung San Lorenzo, sebuah klub dari Buenos Aires.
Dukungannya terhadap San Lorenzo bukan sekadar dukungan biasa. Beliau memiliki kenangan kuat terkait klub ini, terutama kemenangan San Lorenzo di Liga Argentina tahun 1946 saat beliau masih berusia sepuluh tahun. Kemenangan tersebut meninggalkan kesan mendalam baginya.
Dalam kunjungan ke Korea Selatan pada 2014, Paus Fransiskus bahkan secara khusus menyampaikan selamat kepada San Lorenzo atas kemenangannya di Piala Libertadores, menyatakan bahwa klub tersebut merupakan bagian dari identitas budayanya.
Pertemuannya dengan tim nasional Argentina dan Italia di Vatikan tahun 2013 semakin memperkuat citranya sebagai penggemar sepak bola sejati. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Lionel Messi, salah satu pemain sepak bola terbaik dunia.
Kehadiran Messi memicu komentar jenaka dari Paus Fransiskus. Meskipun mengakui kehebatan Messi, beliau menegaskan bahwa Messi bukanlah “Tuhannya sepak bola”. Beliau menekankan bahwa Messi, sejenius apapun, tetaplah manusia biasa.
Paus Fransiskus dan Para Bintang Sepak Bola
Sebagai seorang penggemar sepak bola, Paus Fransiskus tak segan-segan memberikan pendapatnya tentang para pemain legendaris. Menariknya, meskipun berasal dari Argentina, beliau tidak memilih Messi atau Maradona sebagai pemain terbaik sepanjang masa.
Dalam pandangannya, pemain terbaik sepanjang masa adalah Pele, legenda sepak bola Brasil. Beliau menilai Pele memiliki kualitas yang membuatnya unggul dibandingkan Messi dan Maradona. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian beliau objektif dan tidak terpengaruh oleh sentimen nasionalisme.
Meskipun menganggap Pele sebagai yang terbaik, Paus Fransiskus tetap mengapresiasi Messi sebagai pemain yang luar biasa. Beliau menggambarkan Messi sebagai pemain yang detail dan seorang gentleman.
Lebih dari Sekadar Penggemar Sepak Bola
Kecintaan Paus Fransiskus terhadap sepak bola bukanlah sekadar hobi belaka. Hal ini menggambarkan sisi manusiawi beliau yang dekat dengan rakyat. Sepak bola, sebagai olahraga yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat, menjadi media yang tepat untuk beliau berinteraksi dan memahami dunia.
Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi seluruh umat Katolik di dunia. Namun, warisan kecintaannya terhadap sepak bola, dan perannya dalam mendekatkan Gereja dengan masyarakat melalui olahraga ini akan terus dikenang.
Paus Fransiskus, seorang pemimpin spiritual dunia yang juga memiliki passion terhadap sepak bola. Pengabdiannya terhadap agama dan kecintaannya terhadap sepak bola menjadi bukti bahwa seseorang dapat memiliki beragam minat dan tetap teguh pada prinsipnya.