Miris, Dokter Muda Banyaknya Didampingi Senior, Bukan Spesialis

oleh

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kualitas Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Indonesia. Beliau menyoroti kurangnya pendampingan langsung dari konsulen atau guru spesialis kepada peserta didik. Praktik umum yang terjadi adalah para PPDS justru dibimbing oleh senior atau kakak kelas mereka, sebuah sistem yang dinilai tidak optimal untuk menghasilkan dokter spesialis berkualitas.

Hal ini berdampak pada kualitas keterampilan dan budaya kerja para dokter muda. Menkes menekankan pentingnya perbaikan sistem yang menyeluruh, mengingat pendampingan yang tepat sangat krusial dalam proses pembelajaran dan pengembangan kemampuan praktik medis yang aman dan efektif. Sistem pendidikan di luar negeri, misalnya, melibatkan konsulen secara langsung dalam membimbing peserta didik PPDS.

Perbaikan Sistem PPDS: Fokus pada Pendampingan dan Dokumentasi

Untuk memastikan pendampingan yang memadai, Menkes mendorong penggunaan “blogbook” digital. Blogbook ini akan menjadi bukti nyata bahwa peserta didik PPDS benar-benar dibimbing oleh konsulen, bukan hanya senior mereka. Sistem ini akan diperketat untuk menjamin kualitas pendidikan dan mencegah praktik yang tidak sesuai standar.

Langkah ini juga diambil sebagai respon atas beberapa kasus yang telah terjadi. Sebagai contoh, pembekuan sementara program studi PPDS di Rumah Sakit Hasanudin Sadikin (RSHS) Bandung dan RSUP Kariadi Semarang. Kasus-kasus seperti dokter PPDS melakukan anastesi tanpa pengawasan dokter anestesi yang berpengalaman, menunjukan betapa pentingnya pengawasan dan bimbingan yang memadai.

Risiko dan Dampak Negatif Sistem yang Kurang Optimal

Praktik dokter PPDS melakukan tindakan medis di luar kapasitasnya dan tanpa pengawasan yang memadai merupakan ancaman serius terhadap keselamatan pasien. Situasi ini sangat membahayakan pasien, karena dapat mengakibatkan komplikasi medis yang serius bahkan kematian. Keselamatan pasien (patient safety) harus menjadi prioritas utama dalam setiap proses perawatan medis.

Selain itu, terdapat laporan yang menunjukkan PPDS seringkali ditugaskan untuk melakukan pekerjaan di luar lingkup pendidikan mereka. Tugas-tugas tersebut, seperti mengantar obat atau dokumen medis, menyita waktu belajar dan menghambat proses pengembangan kompetensi medis mereka. Kondisi ini tentu tidak ideal dan harus segera diperbaiki.

Pentingnya Pengawasan dan Monitoring

Menkes juga menekankan peran direktur utama rumah sakit dalam mengawasi dan membimbing PPDS. Direktur rumah sakit memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa para PPDS mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang sesuai standar, serta bekerja dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Hal ini meliputi pengawasan terhadap beban kerja, pencegahan pelecehan seksual, serta memastikan tugas yang diberikan sesuai dengan kompetensi mereka.

Untuk meningkatkan pengawasan, Menkes berencana untuk mengadakan forum rutin yang melibatkan direktur utama rumah sakit dan pemerintah. Forum ini akan menjadi wadah untuk memantau kondisi fisik, psikis, dan potensi masalah yang dihadapi para PPDS. Monitoring yang komprehensif ini diharapkan dapat mencegah berbagai masalah dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif.

Langkah-langkah Tambahan untuk Meningkatkan Kualitas PPDS

  • Peningkatan kurikulum PPDS agar lebih relevan dengan kebutuhan dan perkembangan dunia medis terkini.
  • Pengadaan pelatihan khusus bagi konsulen dan pengawas PPDS tentang teknik pengajaran dan bimbingan yang efektif.
  • Peningkatan fasilitas dan infrastruktur rumah sakit yang mendukung proses pembelajaran PPDS.
  • Penegakan aturan dan sanksi yang tegas bagi rumah sakit yang melanggar standar pendidikan PPDS.
  • Evaluasi berkala terhadap program PPDS di seluruh Indonesia untuk menjamin kualitas dan efektivitas program.
  • Integrasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran PPDS untuk meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi.
  • Peningkatan kerjasama antara perguruan tinggi, rumah sakit, dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas PPDS.
  • Dengan berbagai upaya perbaikan sistemik ini, diharapkan kualitas pendidikan dokter spesialis di Indonesia dapat meningkat secara signifikan. Hal ini akan menghasilkan dokter-dokter spesialis yang kompeten, profesional, dan mampu memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Indonesia.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    No More Posts Available.

    No more pages to load.