Kritik Seputar Istana: Pembangunan Pemerintah, Fakta Harus Diungkap

oleh

Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan dan Juru Bicara Istana, Dr. Ujang Komarudin, menekankan pentingnya penyampaian capaian pemerintah kepada publik secara utuh dan seimbang. Banyak program strategis Presiden Prabowo Subianto belum tersosialisasi secara optimal, menyebabkan munculnya kritik dan serangan di tengah masyarakat. Kritik memang sah dalam demokrasi, namun fakta juga perlu disampaikan.

Hal tersebut disampaikan Ujang dalam Diskusi Publik “Komunikasi Merah Putih” Dies Natalis ke-64 Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) di Jakarta, Minggu (11/5/2025). Selain Ujang, hadir Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, dan Plt. Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Muhammad Saifulloh. Diskusi ini membahas pentingnya komunikasi publik yang efektif dalam pemerintahan.

Capaian Pemerintahan Kabinet Merah Putih (Tujuh Bulan Pertama)

Ujang memaparkan sejumlah capaian penting pemerintahan selama tujuh bulan pertama, diantaranya:

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau lebih dari 3 juta penerima manfaat, mulai dari anak-anak sekolah hingga ibu hamil dan menyusui. Keberhasilan ini bahkan menarik perhatian tokoh internasional seperti Bill Gates yang mengunjungi Indonesia untuk melihat langsung implementasinya. Program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat.

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) memberikan akses kesehatan kepada jutaan masyarakat. Akses kesehatan yang merata merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi beban biaya kesehatan bagi keluarga kurang mampu. Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia.

Reformasi pendataan sosial melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) bertujuan meningkatkan keakuratan penyaluran bantuan sosial dan subsidi. Data yang akurat sangat penting untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan mengurangi potensi penyelewengan. DTSEN menjadi langkah strategis dalam mewujudkan pemerataan kesejahteraan.

Meskipun demikian, Ujang mengakui, keberhasilan-keberhasilan tersebut seringkali tertutupi oleh narasi negatif di media sosial. Ia menyoroti pentingnya evaluasi dan penyempurnaan program, seperti yang dilakukan setelah insiden keracunan dalam program MBG. Respon cepat Menteri Kesehatan menunjukkan komitmen pemerintah dalam menangani masalah dan memperbaiki program.

Tantangan Komunikasi Publik di Era Disinformasi

Ismail Fahmi dari Drone Emprit menyoroti tantangan besar pemerintah dalam mengelola komunikasi publik di tengah maraknya disinformasi. Sebagai contoh, isu vaksin TBC baru-baru ini menunjukkan bagaimana narasi negatif bisa menyebar lebih cepat daripada klarifikasi resmi pemerintah.

Pantauan Drone Emprit menunjukkan lonjakan percakapan terkait vaksin TBC sejak 7 Mei, dengan 63 persen sentimen negatif dan hanya 33 persen sentimen positif. Twitter, meskipun memiliki pengguna lebih sedikit dibanding platform lain, terbukti memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik.

Akun-akun oposisi, akun anonim, dan kelompok antivaksin menjadi aktor utama penyebaran narasi negatif, seringkali mengaitkannya dengan teori konspirasi dan tokoh internasional seperti Bill Gates. Meskipun sudah ada klarifikasi dari Kantor Staf Presiden, Kementerian Kesehatan, dan media mainstream, narasi positif masih tertinggal.

Ismail menekankan perlunya strategi komunikasi yang proaktif, membangun narasi sejak awal, bukan hanya reaktif setelah isu membesar. Kolaborasi lintas sektor, melibatkan akademisi, media, dan institusi pendidikan, sangat penting untuk melawan penyebaran hoaks dan memperkuat komunikasi publik.

Kesimpulannya, baik penyampaian capaian pemerintah maupun penanggulangan disinformasi membutuhkan strategi komunikasi yang matang, terintegrasi, dan proaktif. Pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak untuk memastikan informasi yang akurat dan membangun kepercayaan publik sangatlah krusial.

Pemerintah perlu meningkatkan literasi digital di masyarakat agar masyarakat mampu menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh hoaks dan narasi negatif. Penguatan kapasitas media dalam meliput isu-isu penting juga menjadi hal yang tak kalah penting.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.