Ilustrasi Kota Betlehem. Pemerintah Israel dan Palestina menutup Gereja Kelahiran Yesus dan Kota Betlehem karena ada tujuh orang yang positif virus corona. (AP Photo/Majdi Mohammed) |
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dilaporkan menyatakan status darurat di seluruh Tepi Barat selama 30 hari karena kejadian tersebut.
"Perjalanan warga Israel dan Palestina masuk dan keluar kota akan dibatasi," kata Menteri Pertahanan Israel, Naftali Bennet, melalui pernyataan seperti dilansir CNN, Jumat (6/3).
Bennet menyatakan keputusan itu diambil setelah berkoordinasi dengan pemerintah Palestina. Mereka juga mengirim 250 perlengkapan uji medis ke Palestina untuk membantu identifikasi virus corona.
Israel mengendalikan seluruh pos pemeriksaan jalur keluar masuk di Tepi Barat. Sedangkan Palestina diberi sejumlah wewenang untuk mengatur Tepi Barat.
Menurut laporan Associated Press, Kota Betlehem akan ditutup selama dua pekan. Selain Gereja Kelahiran, sejumlah situs keagamaan yang berada di kota itu juga akan ditutup.
Pemerintah Palestina menyatakan ketujuh warga mereka yang tertular virus corona bekerja di sebuah hotel. Pada akhir Februari hotel itu kedatangan sejumlah wisatawan dari Yunani.
Setelah rombongan turis Yunani itu kembali, mereka ternyata positif virus corona.
Pengurus sudah menutup gereja tersebut pada Kamis kemarin pukul 16.00 waktu setempat. Sejumlah petugas dengan mengenakan pakaian pelindung menyemprotkan cairan disinfektan di bagian dalam dan luar gereja.
"Kami sudah menyemprotkan disinfektan di sejumlah kantor selama sepekan terakhir," kata salah satu anggota tim pembersih, Tariq al-Ali.
Seorang pemandu wisata asal Palestina, Saif Saboh, menyatakan saat ini enggan menyalami para turis untuk menghindari tertular virus corona.
"Saya ketakutan. Setiap turis bisa saja sudah tertular," ujar Saif.
Di sisi lain, pengusaha hotel di Betlehem kecewa atas penutupan kota tersebut. Mereka mengatakan keputusan itu malah menyebabkan kepanikan di antara masyarakat.
"Hal ini akan berdampak sangat besar terhadap perekonomian. Kami mempunyai tiga ribu orang yang bekerja di sektor pariwisata dan mereka bisa kehilangan pekerjaan. Dari mana mereka akan memberi makan keluarga,? kata Kepala Asosiasi Pemilik Hotel di Betlehem, Elias al-Arja.
Tetap Salat Jumat
Secara terpisah, pengurus kawasan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Wakaf Islam, menyatakan akan tetap menggelar salat Jumat. Biasanya ada 50 ribu umat Muslim yang beribadah Jumat di masjid tersebut.
Mereka menyatakan sudah menyemprotkan cairan disinfektan di seluruh kawasan Masjidil Aqsa.
Sampai saat ini tercatat ada 13 kasus virus corona di Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan akan menyiapkan rencana paket ekonomi untuk membantu sektor swasta jika terjadi kelesuan sebagai dampak virus corona. (ayp/ayp)